Penentuan Status Gizi (PSG) -Bag.2

C. Petunjuk Pengukuran Tinggi Badan.

Alat ukur tinggi badan yang digunakan dalam antropometri adalah microtoise dan alat ukur panjang bayi, yang keduanya dengan tingkat ketelitian mencapai 0,1 cm. Untuk anak yang berusia < 2 tahun, pengukuran  panjang badan dengan menggunakan  Length Measuring Board dalam posisi tidur. Sedangkan untuk anak 2 tahun dilakukan menggunakan microtoise dalam posisi berdiri.
Gambar :
Microtise

Pengukuran Tinggi Badan

Gambar : Mictotoise untuk mengukur anak yang telah bisa berdiri.

Pengukuran tinggi badan anak yang sudah bisa berdiri disyaratkan menggunakan alat ukurmicrotise. Penyiapan alat ukur :
1.  Pertama sekali, periksalah terlebih dahulu apakah alat mikrotoise yang akan digunakan masih berfungsi dengan baik, dengan cara melihat angka 200 cm di jendela penunjuk. Jika sudah yakin lalu tariklah seluruh pita ukur keluar boks hingg ke titik nol. Rasakan apakah ada kendala saat seluruh pita ukur dikeluarkan, misalnya, macet, putus, seret, dll
2.  Pasanglahmicrotise pada bagian dinding yang memenuhi syarat. Yaitu, didinding yang membentuk sudut 900 dengan lantai, tidak boleh ada jendolnya antara dinding dan lantai.
3.  Tarikmeteran pengukur keluar body microtoise hingga bisa terlihat angka 0 pada garis merah dikaca pengukur, kemudian tempelkan di lantai ( petugas harus berlutut untuk melihat angka 0ini dan petugas lain bertugas untuk menahan microtoise agar tetap berada diposisinya). Prosedur ini menempati posisi yang sangat penting untuk memastikan pengukuran yang akurat.
4.  Stelah yakin bahwa penujuk ukur yang ada di lantai menunjuk angka NOL, maka bagian ujung atas alat ukur diperkuat menggunakan paku dititik 2 meter. Untuk pengukuran tinggi anak balita, sebaiknya penguncian tidak harus dilakukan di titik 2 mete, bisa saja titik penguncian disesuaikan dengan tinggi maksimal anak yang akan diukurdan untuk menjaga kestabilan alat tersebut maka biasanya ditambah dengan lakban.
5.  Setelah dipastikan bahwa penunjuk hasil sudah menunjukkan angka NOL, bagian atas microtise sudah menempel dengan baik maka  alat pengukur dapat ditarik ke atas dan pengukuran tinggi siapdilakukan.


Gambar:
Posisi tubuh saat akan dilakukan pengukuran tinggi badan

Cara pengukuran tinggi badan (bagi anak yang sudah bisa berdiri):
1.  Mintalah ibu atau pengasuh anak untuk melepaskan semua asesoris yang sedang dipakai anak yang berpotensi untuk membuat hasil ukur yang dilakukan jadi bias atau salah, seperti sepatu, hiasan dandandanan rambut yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pengukuran TB anak.
2.  Mintalah ibu atau pengasuh untuk membawa anak ke dinding/papan ukur.Atur posisi anak yang akan diukur tinggi badannya sesuai posisi yang seharusnya. Untuk ini bisa minta bantuan ibu untuk mengatur posisi ini.
3.  Petugas kemudian mengatur posisi yang maksimum untuk bergerak dengan sempurna.
4.  Aturlah kedua kaki anak secara merata untuk menempel ke dinding dengan cara menekan tumit, betis, lutut, bokong, punggung, bahu dan kepalake arah dinding.
5.  Upayakan anak untuk memandang lurus ke depan atau kepada ibunya yang berdiri di depan si anak. Pastikan garis pandang si anak sejajar dengan tanah. Ingat, tangan petugas jangan sampai menutupi mulut atau telinga si anak.
6.  Sesaat akan dilakukan pengukuran, mintalah anak untuk mengambil nafas panjang, dan dengan tangan kanan, turunkan meteran alat pengukur dengan menekan sejajar dinding hingga pas berada di ataskepala si anak. Pastikan untuk menekan rambut anak dan jika posisi si anak sudahbetul, lakukan pembacaan dan catatlah hasil pengukuran dengan desimal satu di belakang komadengan melihat angka di dalam kaca pengukuran. Jika sudah selesai, naikkan meteran dari atas kepala anak dan lepaskan tangan kiri anda dari dagu si anak.
7.  Keluarkan anak dari area pengukuran.

ILUSTRASI 2. PENGUKURAN TINGGI BADAN
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data tinggi badan semua kelompok umur, agar dapat diketahui status gizi penduduk.
Alat : Pengukur tinggi badan : MICROTOISE dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian 0,1 cm.
Sasaran : Responden dewasa atau anak yang sudah bisa berdiri

PERSIAPAN (CARA MEMASANG MICROTOISE) :

1.  Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agar tegak lurus.
2.  Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (harus rata).
3.  Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise.
4.  Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

PROSEDUR PENGUKURAN TINGGI BADAN UNTUK SUBJEK YANG SUDAH BISA BERDIRI

1.  Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala).
2.  Pastikan alat geser berada diposisi atas.
3.  Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
4.  Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
5.  Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
6.  Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.
7.  Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar (ke bawah ) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
8.  Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
9.  Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm. Isikan ke dalam form hasil ukur.

Keterangan :
1.  Keterbatasan microtoise adalah memerlukan tempat dengan permukaan lantai dan dinding yang rata, serta tegak lurus tanpa tonjolan atau lengkungan di dinding.
2.  Bila tidak ditemukan dinding yang rata dan tegak lurus setinggi 2 meter, cari tiang rumah atau papan yang dapat digunakan untuk menempelkan microtoise.

Pemasangan Microtoise.
Hasil gambar untuk cara pemasangan microtoise

Cara melakukan pengukuran TB dengan Microtise.


Cara pengukuran panjang bayi/anak yang belum bisa berdiri.

Pengukuran tinggi badan anak yang belum bisa berdiri menggunakan alat ukurpanjang bayi (UPB).  Penyiapan alat ukur :
Pasanglah alat UPB sesuai dengan syarat yang ditetapkan, seperti berada ditempat yang rata, beri alas yang tebal untuk membuat bayi menjadi nyaman, dianjurkan UPB ditempatkan di mejapanjang atau tempat tidur dengan satu bagian yang statis menempel di arah tembok dan bagian geser kearah pengukur berada.Tariklah meteran pengukur atau bagian geser hingga bisa terlihat angka 0 pada garis merah dikaca pengukur yang menempel di UPB. Prosedur ini sangat penting untukmemastikan pengukuran yang akurat.

Pengukuran Panjang Badan

Langkah untuk melakukan pengukuran dengan UPB:
1.  Baringkan anak di permukaan UPB yang ratadengan memegang punggung si anak dengan satu tangan dan bagian bawahbadan dengan tangan lainnya. Dengan perlahan-lahan turunkan si anak ke ataspermukaan UPB tersebut dengan bagian kaki menempel di bagian statis dengan membentuk sudut 90 derajat (jika perlu minta bantuan ibu atau pengasuh anak)
2.  Pegang kepala si anak dari kedua arah telinganya. Dengan menggunakan tangansecara nyaman dan lurus, tempelkan kepala si anak ke bagian statis UPBsehingga tidak bisa maju kearah depan.
3.  Pastikan si anak berbaring di atas permukaan keras. Tempatkan tangan kiri andadi ujung tulang kering si anak sedikit di atas sendi mata kaki atau pada lututnya.Tekanlah dengan lembut ke arah permukaan UPB dan yakinkankan semuanya menempel kepermukaan UPB.
4.  Geserlah sisi geser UPB dengan cepat dan jika posisi si anak sudahbetul, baca dan catatlah hasil pengukuran.


ILUSTRASI-3
PENGUKURAN PANJANG BADAN UNTUK ANAK YANG BELUM BISA BERDIRI .

Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data panjang badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status gizi anak.
1.  Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila tidak ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya, lantai).
2.  Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser.
3.  Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup panjang untuk menaruh bayi/anak.
4.  Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
5.  Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/ anak.
6.  Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang lebih besar. Misalkan: 67,5 cm. Isikan ke format hasil ukur.
7.  Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.

Keterangan:
1)  Alat pengukur panjang badan bayi aluminium ini mempunyai kelemahan pada panel penggeser maupun panel untuk menempel di kepala, sebab tidak statis(mudah digerak-gerakan ke kiri dan ke kanan). Oleh sebab itu pengukur HARUS BERHATI-HATI dalam mengukur, PEMBACAAN dilakukan ketika posisi keduapapan tersebut tegak lurus. Caranya adalah minta bantuan petugas pengumpuldata lain atau ibu anak/bayi untuk memegang papan bagian kepala, dan pengukur memegang papan bagian kepala.
2)  Batas pengukuran maksimal adalah 100 cm. Apabila ditemukan panjang anak lebih. Dari 100 cm, dapat digunakan meteran kain dengan menempelkan meteran pada papan. Bila panjang badan anak kurang dari batas minimal alat ukur, dapat digunakan penggaris atau alat tambahan sampai ke batas minimal, kemudian diukur selisihnya untuk mendapatkan hasil panjang badan anak yang sebenarnya.
3)  Sebaiknya pengukuran dilakukan dengan meminta bantuan petugas pengumpul data lainnya, atau ibu anak untuk memegang kepala anak agar tepat menempel pada siku alat dan tetap menghadap keatas. Sementara petugas pengukur
meluruskan kaki dan telapak kaki bayi/anak, sekaligus membaca hasil ukur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengukuran Status Gizi (PSG) Bag 4: Pengukuran LILA

Penentuan Status Gizi (PSG) -Bag.1